Oleh: admin | 13 Maret 2010

Kepemimpinan yang Melayani

Oleh; Achmad Rozi El Eroy

Kepemimpinan sejak dulu selalu dikaji dan diteliti oleh para ahli, mengingat pemimpin mempunyai otoritas sentral untuk menggerakan dinamika kehidupan organisasi dalam mencapai tujuan. Baik organisasi militer maupun organisasi pemerintahan, perilaku dan kemampuan pemimpin tingkat strategis maupun tingkat pemimpin paling bawah (strategic leadership/organizational leadership) berperan, sebagai penggerak segala sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun sumber daya yang lainnya. Dihadapkan dengan perkembangan dan permasalahan dalam organisasi yang ada, pemimipin dituntut untuk dapat mengambil suatu keputusan yang tepat dan efisien.
Kepemimpinan strategis harus mengenali dan memahami komponen yang dapat mempengaruhi dalam setiap keputusan strategis yang diambil, suatu keputusan harus mempertimbangkan pengaruh yang ada seperti politik, diplomasi, ekonomi (bantuan atau embargo), dan kekuatan militer (ancaman aktual/ancaman faktual). Dalam lingkungan keamanan global sampai nasional, para pemimpin strategis harus mempertimbangkan prioritas kepentingan nasional untuk dapat memperhitungkan ancaman dan risiko yang akan dihadapi. Pada sisi lain pemimpin strategis harus memahami dan dapat mengantisipasi dengan permasalahan keamanan Nasional, lingkungan Domestik, lingkungan internasional dan lingkungan Militer.
Kepemimpinan Strategis Militer yang telah diterapkan sejak pada masa jaman Perang Dunia 1 s/d Perang Dunia II mulai dari jenderal Mc Arthur,Hitler dan jenderal Napoleon Bonaparte dapat diambil hikmah dari gaya kepemimpinanya. Seperti apa yang telah diutarakan “bahwa kepemimpinan memerlukan perpaduan yang baik antara strategi dan karakter, namun apabila anda harus memilih salah satu maka lupakanlah strategi dan pilihlah karakter” (H. Norman Schwarzkopf) yang artinya bahwa antara strategi dan karakter harus dipadukan. Dalam dunia Militer untuk membawa organisasi mencapai tujuan yang akan dicapai pemimpin harus memiliki karakter yang kuat disamping memiliki strategi dalam pencapaianya.
Untuk menjadi kepemimpinan strategis mengalami proses yang begitu panjang dalam perjalanannya banyak faktor yang mempengaruhi, baik internal maupun eksternal, selain itu pengalaman medan tugas dan kapasitas yang dimiliki oleh seorang pemimpin turut memberikan sumbangan yang berarti. Pada akhirnya menjadi pemimpin strategis tidak serta merta didapatkan, harus beberapa tahapan dan hambatan yang dilalui dihadapkan dengan perkembangan dinamika yang menuju ke masa depan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi untuk menjadi pemimpin strategis selain seperti apa yang telah dijelaskan, maka tetap diperhitungkan faktor sifat dari lingkungan strategis yang semakin kompleks dan penuh tantangan. Selain itu beberapa tantangan yang dihadapi pemimpin startegis kedepan seperti totalitas, ketidak pastian, kompleksitas dan ambiguitas menjadikan pekerjaan yang tidak ringan, oleh karenanya akan di jelaskan dan mencari upaya untuk dapat menyikapi semua tantangan kedepan bagi seorang pemimpin strategis.
Menurut Blanchard dan Miller dalam bukunya “The Secret – Rahasia Kepemimpinan” dijelaskan bahwa salah satu konsep kepemimpinanstrategis yang ditawarkan oleh praktisi manajemen adalah konsep SERVE yang berarti Melayani. Konsep utamanya ialah bahwa, apapun jabatan atau kedudukan formalnya, orang-orang yang ingin menjadi pemimpin besar harus mempunyai sikap melayani orang lain. SERVE sendiri merupakan singkatan dari lima kata kunci yaitu:
S- See the Future (Melihat Masa Depan)
E- Engage and Develop Others (Libatkan dan Kembangkan Orang Lain)
R- Reinvent Continuously (Temukan Kembali Terus Menerus)
V- Value Results and Relationship (Hargai Hasil dan Hubungan)
E- Embody the Values (Mewujudkan Nilai)

Huruf pertama S- See the Future mempunyai makna bahwa para pemimpin harus bersedia dan sanggup membantu orang-orang yang mereka melihat tujuannya, dan juga keuntungan-keuntungan melangkah kearah sana. Setiap orang perlu melihat dirinya, kemana mereka pergi, dan apa yang akan menuntun perjalanan mereka.

Huruf kedua E dalam SERVE menjelaskan bahwa Engange and Develop Others (Libatkan dan Kembangkan Orang Lain) ada dua hal yaitu pertama, merekrut atau memilih orang yang tepat untuk tugas yang tepat. Itu berarti mempunyai pemain-pemain yang tepat dalam suatu tim. Kedua, lakukan apapun yang diperlukan untuk melibatkan hati dan kepala orang-orang tersebut. Dalam sejarah, banyak pemimpin telah menggunakan tangan dan yang lain tidak sama sekali. Barangkali dari sanalah istilah hired hands (orang upahan) berasal.

Kemudian ada huruf R singkatan dari Reinvent Continuously. Disinilah nilai kreativitas pemimpin dilihat. Pemimpin harus bersedia menemukan kembali setidaknya ada tiga tahap. Tahap pertama, bersifat pribadi. Beberapa pertanyaan utama yang harus diajukan adalah “Bagaimana saya belajar dan tumbuh sebagai seorang pemimpin?” “Apa yang saya lakukan untuk mendorong orang-orang dalam kelompok saya agar terus menerus belajar dan menemukan kembali diri sendiri?”. Tingkat penemuan kembali yang kedua adalah sistem dan proses. Pertanyaan untuk diri sendiri dan anak buah kita adalah “Bagaimana kita melakukan pekerjaan tersebut?” Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Perubahan apa saja yang akan meningkatkan kemampuan kita untuk melayani pelanggan dan juga satu sama lain? Akhirnya yang ketiga, melibatkan struktur organisasi iu sendiri. Pertanyaan yang baik yang diajukan disini adalah,”Perubahan struktur mana saja yang perlu kita tempuh untuk menjadi lebih efisien dan efektif?”

Huruf V adalah singkatan dari Value Results and Relationship (Hargai Hasil dan Hubungan) Kita harus menghargai pelanggan kita lebih dahulu, dan nilai itu akan menuntun perilaku kita dan menjamin keberhasilan kita terus menerus. Apa yang tidak dimengerti kebanyakan orang ialah bahwa mereka dapat meraup hasil keuangan yang lebih tinggi kalau mereka mempunyai hubungan yang baik. Kita harus meningkatkan nilai hubungan dengan seorang mitra seperti halnya dengan hasil. Memimpin pada tingkat yang lebih tinggi mencakup hasil maupun hubungan.

Huruf E terakhir ialah Embody The Values (Mewujudkan Nilai) Ini adalah sesuatu yang mendasar dan berlangsung terus menerus. Kalau kita kehilangan kredibilitas sebagai pemimpin, potensi kepemimpinan kita akan sangat terbatas. Kita harus melakukan lebih daripada sekedar merumuskan nilai-nilai tersebut, kita tidak boleh hanya mengucapkannya, kita harus memperlihatkannya. Semua kepemimpinan sejati dibangun di atas kepercayaan. Salah satu adalah hidup konsisten dengan nilai-nilai yang kita akui. Kalau dikatakan bahwa pelanggan adalah penting, tindakan-tindakan kita seharusnya lebih mendukung pernyataan tersebut. Jika kita memilih untuk hidup seolah-olah pelanggan tidak penting, orang-orang akan mempunyai alasan untuk mempertanyakan kelayakan kita untuk dipercaya.

Akhirnya, bagi para pemimpin yang memimpin dengan tidak didasarkan pada kekuasaan atau jabatan sebaliknya, kepemimpinan yang lahir dari hati yang melayani, maka merekalah ilham bagi semua orang dan bagi calon pemimpin masa depan.


Tinggalkan komentar

Kategori